Pasti menyenangkan memiliki kolam renang di rumah. Selain bisa berolahraga bersama keluarga, kolam renang juga bisa jadi sarana relaksasi dan tempat memulihkan diri. Namun, keterbatasan lahan dan biaya bisa jadi hambatan saat berencana membuat kolam renang di rumah.
Salah satu desain kolam renang yang sesuai untuk halaman rumah yang mungil adalah kolam renang minimalis. Karena desain kolam renang minimalis mengutamakan fungsi dan kebutuhan saja, biayanya pembuatan dan perawatannya pun bisa disesuaikan dengan budget.
Jika kamu tertarik membuat kolam renang minimalis sendiri, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan dengan baik. Ukuran lahan, sistem pengairan, sampai perawatan kolam renang perlu kamu ketahui lebih lanjut. Untuk mempermudah proses pembuatannya, yuk baca tips dari Kania ini!
Meski lahan kecil, pastikan ukuran kolam renang minimalis tetap ideal
Bila lahan tidak cukup, alternatifnya kamu dapat memilih jenis kolam renang minimalis berarus. Di dalam kolam renang arus penggunanya seakan-akan bergerak padahal arus airlah yang membuatnya bergerak.
Pilih sistem skimmer sebagai sistem pengairan kolam renang minimalis
Secara umum terdapat dua jenis sistem pengairan kolam renang, yakni sistem skimmer dan sistem overflow. Jika memilih sitem pengairan yang tepat, maka air di dalam kolam renang minimalis tidak perlu diganti lagi. Mesin penyaring yang terdapat pada sistem pengairan akan membersihkan kolam minimalis secara otomatis.
Sistem overflow memerlukan alat sirkulasi air bernama balancing tank. Perangkat ini memerlukan lahan yang cukup besar karena akan mengalirkan air sampai ke tepi kolam. Sedangkan sistem skimmer tidak memerlukan balancing tank untuk bisa berfungsi, maka lebih cocok untuk kolam renang minimalis yang dibangun di lahan terbatas.
Beragam keramik dengan motif unik dan elegan memang bisa memeriahkan tampilan kolam renang minimalis. Namun, apakah fungsinya sudah tepat?
Untuk area di sekitar kolam renang minimalis, hindari penggunaan pelapis lantai yang memiliki permukaan licin karena dapat membahayakan penggunanya saat naik ke permukaan. Pilihlah material pijakan yang bertekstur kasar, seperti keramik lantai berbutir kasar, kerikil, dan batu hias.